PROPOSAL BISNIS
ROTI BAKAR PELANGI
INDAH
FITRIYANI A.
1EB26
24213351
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
S1-AKUNTANSI
2013-2014
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Usaha adalah sesuatu bentuk yang dapat menghasilkan uang dan dapat meningkat kantaraf hidup seseorang untuk lebih baik. Suatu badan usaha yang
kita jalankan dapat menghasilkan laba, atau pendapatan yang semaksimal mungkin,
kita menyelenggarakan usaha yang bermanfaat dan menguntungkan dalam kesejahteraan
hidup. Selain itu, dalam menjalankan usaha harus mengikuti hukum-hukum ekonomi
yang rasional serta norma-norma kebiasaan dalam dunia usaha sehingga dapat membantu
pembangunan yang sedang dilaksakan oleh pemerintah. Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
pemerintah tidak hanya bekerja sendiri. Tetapi juga membuka luas
bagi pihak swasta untuk berpartisifasi memenuhi permintaan akan kebutuhan pokok
masyarakat yang makin meningkat. Aktifitas
perdagangan, merupakan suatu komponen ekonomi dan merupakan sarana untuk memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat, maka saya berinisiatif untuk membuka usaha rumah tangga
yang bergerak dibidang produksi roti bakar.
Masyarakat saat ini
sudah mulai berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan. Zaman dahulu orang
dalam membeli makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah,
terutama bagi kalangan masyarakat menengah kebawah, hal inilah yang menjadi
prioritas utama bagi masyarakat dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu
memikirkan kandungan gizi dan nutrisi yang terkandung didalam makanan yang akan
mereka beli.
Saat ini roti banyak menjadi pilihan manusia untuk makanan ringan, dimana dari segi rasa menawarkan cukup banyak rasa yang ditawarkan, dari segi gizi juga memenuhi kebutuhan gizi manusia, dari segi harga dapat mudah dijangkau semua kalangan masyarakat.
Saat ini roti banyak menjadi pilihan manusia untuk makanan ringan, dimana dari segi rasa menawarkan cukup banyak rasa yang ditawarkan, dari segi gizi juga memenuhi kebutuhan gizi manusia, dari segi harga dapat mudah dijangkau semua kalangan masyarakat.
BAB 2
ISI RENCANA USAHA
A.
Nama Usaha
Usaha rumah tangga
yang bergerak dibidang produksi roti bakar ini, kami menamakan usaha rumah tangga tersebut
”ROTI BAKAR PELANGI”
B. Rencana Lokasi Usaha
Untuk
lokasi yang sudah kami dapatkan yaitu di depan rumah, lokasi cukup bagus karena
di pinggir jalan dan dekat toko perbelanjaan (ruko-ruko), dan satu lagi di depan
SMK mandalahayu 1
C. Target Pelanggan
Target
pelanggan untuk penjualan ROTI
BAKAR PELANGI ini adalah semua elemen yang berada di kampus SMK mandalahayu 1 dan orang-orang yg berlalu
lalang di dekat pertokoan dan jalan raya.
D. Jenis Usaha
Usaha
yang akan saya kelola adalah usaha rumah tangga
yang memproduksi roti
bakar berbagai rasa.
F.
Faktor Penghambat dan Pendukung
Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses
seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat
dan sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini.
A. Faktorpenghambat tersebutdiantaranya :
1.
Banyaknya usaha yang sama
2. Harga bahan baku yang tidak stabil.
Tapi kami sudah merencanakan
untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan
berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan.
Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan baku tidak
stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan baku langsung kepada petani
setempat agar memperoleh harga yang lebih murah.
B. Faktor pendukung usaha ini diantaranya :
1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau
3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dicari oleh konsumen.
G. Analisis Swot
·
Strength (kekuatan)
1)
Memiliki SDM dengan etos kerja yang baik.
2)
Harga produk ekonomis dan higienis
3)
Inovasi rasa yang berbeda dengan produk lainya.
·
Weakness (kelemahan)
1) Kurangnya modal untuk menjalankan bisnis ini
2) Harga bahan baku yang tidak stabil.
·
Opportunity
(peluang/kesempatan)
1)
Tempat yang strategisdalampenjualan
2)
Budaya masyarakat yang konsumtif
·
Threat ( hambatan)
1. Banyaknya kompetitor yang bergerak
dibidang yang sama
BAB 3
ASPEK PRODUKSI
A. Fasilitas dan Peralatan Produksi
Kebutuhan
Modal Awal 2 Gerobak / Biaya Tetap
• Tempat untuk jualan / Gerobak :
Rp.2.000.000
• Tempat untuk bakar roti (Wajan) : Rp.
300.000
• Kompor : Rp. 200.000
• Dekelit 3 x 4 m : Rp. 150.000
• Tempat selai / Toples 4 buah : Rp.
40.000
• Garpu roti : Rp. 15.000
• Pisau roti : Rp. 8.000
• Solet besar 4 biji : Rp. 16.000
• Solet Kecil 4 biji : Rp. 20.000
• Parutan keju 2 buah : Rp. 9.000
• Tempat garpu, pisau : Rp. 45.000
• Sticker dan daftar harga roti : Rp.
30.000
• Jumlah : Rp. 2.633.000,-
B.
Kebutuhan Bulanan 2 Gerobak / Biaya Variabel 1
• Selai strawberry 10 kg : Rp. 70.000
• Selai nanas 10 kg : Rp. 70.000
• Simas 12,5 kg : Rp.113.000
• cokelat ceres 12,5 kg : Rp.175.000
• kacang 4 kg : Rp. 56.000
• susu 36 kaleng : Rp.216.000
• keju10 biji :Rp.140.000
• pisang 1 tundun :Rp. 40.000
• plastic 3 pack :Rp. 12.000
• kertas roti 1 pack :Rp. 15.000
• Jumlah : Rp.907.000
C.
Kebutuhan 2 hari sekali untuk 2 Gerobak / Biaya Variabel 2
Roti
40 biji : Rp.88.000
minyak
tanah 4 liter : Rp.10.000
Jumlah
: Rp.98.000
Maka
selama 1 bulan biaya untuk beli roti dan minyak tanah = Rp.98.000 X 15 =
Rp.1.470.000
Jadi
jumlah total pengeluaran selama 1 bulan Variabel 1 + Biaya Variabel 2
=
Rp. 907.000 + Rp.1.470.000
=
Rp.2.377.000
BAB 4
ASPEK KEUANGAN
1. Estimasi Biaya dan Pendapatan
Diperkirakan setiap hari 1 gerobak mampu terjual roti sebanyak 8 buah. Maka selama 1 bulan untuk 1 gerobak diperkirakan = 8 x 30 hari : 240 roti
2 gerobag maka 1 bulan diperkirakan roti yang terjual = 240 x 2 gerobak : 480 roti
Pendapatan kotor 1bulan (harga roti terendah) = 480 roti x Rp.6.000 = Rp.2.880.000
Pendapatan bersih 1 bulan = Pendapatan kotor – Pengeluaran Biaya keseluruhan
= Rp.2.880.000 – Rp.2.377.000
= Rp.503.000
Pendapatan sebesar Rp.503.000 adalah pendapatan dari harga jual roti terendah, sedangkan kita mempunyai bermacam–macam harga roti sesuai dengan rasa yang dinginkan ini dapat dilihat pada tabel daftar harga roti berikut ini :
Daftar Harga
Padahal dalam sehari roti yang terjual tidak selamanya index harga yang terendah, index harga roti yang terjual brevariasi sesuai dengan permintaan pembeli rasa apa yang pembeli inginkan. Sehingga bukan tak mungkin pendapatan bersih kita selama 1 bulan bisa mencapai lebih dari Rp.503.000
Diperkirakan setiap hari 1 gerobak mampu terjual roti sebanyak 8 buah. Maka selama 1 bulan untuk 1 gerobak diperkirakan = 8 x 30 hari : 240 roti
2 gerobag maka 1 bulan diperkirakan roti yang terjual = 240 x 2 gerobak : 480 roti
Pendapatan kotor 1bulan (harga roti terendah) = 480 roti x Rp.6.000 = Rp.2.880.000
Pendapatan bersih 1 bulan = Pendapatan kotor – Pengeluaran Biaya keseluruhan
= Rp.2.880.000 – Rp.2.377.000
= Rp.503.000
Pendapatan sebesar Rp.503.000 adalah pendapatan dari harga jual roti terendah, sedangkan kita mempunyai bermacam–macam harga roti sesuai dengan rasa yang dinginkan ini dapat dilihat pada tabel daftar harga roti berikut ini :
Daftar Harga
Padahal dalam sehari roti yang terjual tidak selamanya index harga yang terendah, index harga roti yang terjual brevariasi sesuai dengan permintaan pembeli rasa apa yang pembeli inginkan. Sehingga bukan tak mungkin pendapatan bersih kita selama 1 bulan bisa mencapai lebih dari Rp.503.000
- Nanas/Strawbery Rp. 6.000
- Kombinasi Nanas/Strawbery + Kacang = Rp. 6.500
- Kombinasi Nanas/Strawbery + Pisang = Rp. 6.500
- Kombanisi Nanas/Strawbery + Coklat = Rp. 7.000
- Kombinasi Nanas/Strawbery + Keju = Rp. 7.000
- Coklat + Coklat = Rp. 7.500
- Kombinasi Coklat + Pisang = Rp. 7.500
- Kombinasi Coklat + Kacang = Rp. 7.500
- Pisang + Pisang = Rp. 8.000
- Kacang + Kacang = Rp. 8.000
- Kombinasi Kacang + Pisang = Rp. 8.000
- Kombinasi Keju + Pisang = Rp. 8.500
- Kombinasi Keju + Coklat = Rp. 8.500
- Kombinasi Keju + Kacang = Rp. 8.500
- Keju + Keju = Rp. 9.000
- Special = Rp.10.000
2. Analisis Titik Impas ( BEP )
Dalam menghitung analisis titik impas kita terlebih dahulu menentukan jumlah total investasi awal.
Investasi awal = Jumlah Biaya Tetap + Jumlah Biaya Toatal Variabel
= Rp.2.633.000 + Rp.2.377.000
= Rp.5.010.000
Kemudian kita menentukan pendapatan bersih setiap bulannya, Disini kita menggunakan nilai pendapatan bersih terendah setiap bulan yaitu Rp.503.000 dengan harga terendah yaitu Rp. 6.000
Maka titik balik modal (BEP) akan terjadi pada bulan ke 9,9 bulan ~ 10 bulan
Jika harga Roti kita bervariasi Jadi bukan tidak mungkin kita akan balik modal lebih cepat dari 10 bulan.
BAB 5
PENUTUP
A. ANTISIPASI MASA DEPAN
Sebagai wirausahawan yang baik,
kami tidak akan membiarkan usaha ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus
mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan kami, agar para peminat dan konsumen
puas atas ROTI BAKAR “PELANGI” yang kami buat. Karena apabila kualitas roti
bakar kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju,
dan terancam bangkrut.
B. KESIMPULAN
Menurut kami usaha ini dapat
berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa usaha ini
akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai
kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak
akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus
menjalankan dan mengembangkan usaha ini.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar