MANAJEMEN
KEUANGAN PERUSAHAAN YANG BAIK DALAM PERENCANAAN KEUANGAN DILIHAT DARI SISI
KEPENTINGAN PERUSAHAAN DAN HAK-HAK KARYAWAN
Indah fitriyani asri
NPM:24213351
1EB26
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian tentang “Manajemen keuangan perusahaan yang baik
dalam perencanaan keuangan dilihat dari sisi kepentingan perusahaan dan hak-hak
karyawan” bertujuan untuk mengetahui cara mengatur/memanagement keuangan
diperusahaan dengan cara yang baik demi kepentingan perusahaan dan juga
memerhatikan hak-hak untuk karyawannya. Dimana saat ini sudah banyak perusahaan
yang sukses dalam system memanagement keuangan diperusahaannya sehingga
perusahaan memiliki data-data keuangan yang terperinci dan jelas antara laba
serta ruginya. Dan juga mampu memiliki karyawan-karyawan yang baik dalam
menjalankan tugas sesuai keahliannya. Oleh sebab itu karyawanpun harus mampu
diberikan hak-haknya , karena dengan adanya mereka juga perusahaan mampu
berjalan dengan baik.
PENDAHULUAN
Manajemen keuangan merupakan
menajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut
meliputi begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan
dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan
memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh
dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan.
Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang
atau modal sendiri.
Pada dasarnya tujuan manajemen
keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan
tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana
sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan
akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak
terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham
kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat
efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen
keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan
perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga
saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai
saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
Begitu juga Pekerja/buruh, pekerja/buruh memiliki fungsi dan
peranan yang sangat penting dalam perkembangan suatu usaha atau bisnis.
Pekerja/buruh adalah lokomotif penggerak suatu entitas bisnis yang tergabung
dalam suatu manajemen perusahaan yang artinya tanpa adanya buruh atau pekerja
tidak mungkin suatu perusahaan dapat melakukan operasional bisnisnya untuk
mewujudkan tujuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Dalam hal ini pekerja atau
buruh adalah resources
dari suatu perusahaan. Dalam kondisi normal dan perusahaan masih dapat
beroperasi dengan baik, kepentingan dan hak-hak pekerja/buruh masih dapat
diakomodir oleh manajemen perusahaan. Tetapi ketika perusahaan tersebut
mendapatkan terpaan krisis atau masalah keuangan (pailit) seringkali hak-hak
pekerja/buruh tidak bisa diakomodir lagi dan bahkan dilupakan oleh manajemen
perusahaan dan pihak-pihak yang diperintahkan untuk mengurusi masalah keuangan
dan aset perusahaan.
LANDASAN
TEORI
A.
DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN DIPERUSAHAAN
Manajemen
keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3
aktivitas, yaitu :
·
Aktivitas
penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai
aktiva.
·
Aktivitas
perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber
dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
·
Aktivitas
pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk
aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai
dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana
saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta
pengelolaan terhadap aktiva.Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan
sebagai berikut:
a. Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b. Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c. Grestenberg : how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.
d. James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyanto : keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan us aha mendapatkan dana yang dip erlukan dengan b i aya yang minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
a. Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b. Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c. Grestenberg : how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.
d. James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyanto : keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan us aha mendapatkan dana yang dip erlukan dengan b i aya yang minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
B.
HUBUNGAN KEMITRAAN PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN
Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.
Sekalipun tidak mempunyai pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan,
karyawan adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami benar apa yang
menjadi hak-hak karyawan. Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan
dengan karyawan, perhatian yang diberikan perusahaan kepada hak-hak karyawan,
dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan. Kelompok karyawan yang
mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat membantu perusahaan
mengatasi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian, kebanjiran,
kerusakan mesin, dll, Sehingga perusahaanpun mampu berjalan dengan baik.
Jadi dengan demikian perusahaan harus mampu memanajemen keuangan
diperusahaan dengan baik dilihat dengan perencanaan keuangannya dan dilihat
dari sisi kepentingan usaha serta tidak pula melupakan kewajiban dalam suatu
perusahaan untuk tetap memberikan hak-haknya kepada para buru/pekerja/karyawan
agar terjadi hubungan industri yang baik adalah hubungan yang menggambarkan
partnership dan introspeksi, partner in production, partner in profit, dan
partner in responsibility.
PEMBAHASAN
Pada dasarnya suatu perusahaan
memang sudah diharuska dan ditekankan untuk mampu me-manage keuangan dalam
perusahaan secara baik dan benar, juga mampu memberikan segala hak dan
kewajiban yang setara kepada para pekerjanya. Manajemen keuangan
yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam
memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization
wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan.
- Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
- Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
- Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
- Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
- Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
- Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
- Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.
3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a. Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
- Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
- Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak definlsl profit.
b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
- Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
- Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.
Perusahaan juga harus memiliki
perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan. Manajemen keuangan yang
efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi
penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
- Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
- Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
- Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
- Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
- Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
- Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
- Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.
3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a. Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
- Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
- Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak definlsl profit.
b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
- Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
- Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.
Tujuan
Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian
apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi
mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar
terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
Perencanaan keuangan yang baik
Perencanaan Keuangan yang baik harus melalui proses dari :
Perencanaan Keuangan yang baik harus melalui proses dari :
·
Menganalisis
pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan.
Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini, guna menghidari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang akan datang.
Menentukan alternatif mana yang akan dipilih
Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini, guna menghidari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang akan datang.
Menentukan alternatif mana yang akan dipilih
Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
·
manajemen
keuangan perusahaan yang baik
·
bisa
menginvestasikan modalnya dengan baik untuk jangka waktu yang panjang
mengerti/memahami kondisi keuangan perusahaan, agar perusahaan tersebut bisa menentukan kapan dia bisa mengembangkan usahanya, penambahan karyawan, atau penambahan-penambahan yang lainnya
harus bisa menghitung labarugi perusahaan.
mengerti/memahami kondisi keuangan perusahaan, agar perusahaan tersebut bisa menentukan kapan dia bisa mengembangkan usahanya, penambahan karyawan, atau penambahan-penambahan yang lainnya
harus bisa menghitung labarugi perusahaan.
Suatu
organisasi perusahaan akan memiliki tujuan utama finansialnya, yaitu :
- Profitability, dimana kemampuan suatu perusahaan agar dapat memperoleh laba. Banyak organisasi perusahaan berjalan pada awalnya tidak memiliki kemampuan ini, sehingga ditengah perjalanan organisasi perusahaan tersebut akan kesulitan keuangan sehingga membuat organisasi perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Untuk itu,apapun alasannya, organisasi perusahaan harus memiliki profitability yang bagus agar dapat berjalan dan bertahan dalam menghadapi persaingan.
- Liquidity, dimana kemampuan suatu organisasi perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Walaupun suatu organisasi perusahaan profitable,namun kalau tidak dikelola dengan baik, terutama banyak uang kas yang dipergunakan tanpa perencanaan dan tidak menjaga pembayaran hutang yang jatuh tempo dan pada saat tersebut dana kas tidak mencukupi, maka kemampuan membayar hutang jangka pendeknya akan hilang. Untuk itu perlu dibuat perencanaan untuk membayar hutang-hutang yang rutin dalam bentuk kas.
- Efficiency, adalah seberapa produktifnya suatu organisasi perusahaan mempergunakan assetnya sejalan dengan penghasilan/pendapatan dan labanya. Seberapa baik suatu organisasi perusahaan mempergunakan asset dan sumber daya dengan baik, sehingga mereka berjalan dengan meminimaliskan biaya.
- Stability, adalah kekuatan dan figur yang dimiliki perusahaan secara konsisten memiliki finansial yang baik. Perusahaan yang stabil, tidak hanya menghasilkan laba dan menjaga likwiditas saja, tetapi juga harus mengatur hutang-hutangnya.
Dan Sebagai perusahaan yang baik, dalam menentukan
kebijakan/aturan hendaknya hak-hak karyawan diikutsertakan sebagai bahan
pertimbangan, misalnya UMR, masalah kesehatan dan keamanan kerja, jaminan
kemerdekaan bagi karyawan untuk berserikat, jaminan perusahaan bahwa mereka
tidak akan melakukan diskriminasi dalam hal ras, agama, suku, jenis kelamin,
dll, jaminan bahwa perusahaan tidak akan melakukan tindak kekerasan baik fisik
maupun mental dalam kegiatan bekerja, jam kerja yang sesuai, kompensasi, dan
sebagainya. Bila perusahaan
telah dapat melindungi dan memenuhi hak-hak karyawannya, sudah barang tentu
loyalitas karyawan akan meningkat sehingga diharapkan kinerja karyawan pun
meningkat. Namun toh kepercayaan karyawan saja belum cukup untuk meningkatkan
citra positif perusahaan. Perusahaan tetap memerlukan kepercayaan dari pihak
luar seperti masyarakat, pemerintah, pers, dll, dan biasanya pihak luar perlu
bukti nyata bahwa perusahaan telah menjalankan kewajibannya.
Untuk itu perusahaan memerlukan sebuah sistem manajemen yang dapat
membantu perusahaan melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan yang baik dan
memperhatikan hak-hak karyawan sebagaimana mestinya sekaligus membuktikannya
kepada pihak luar. Sistem manajemen yang dibutuhkan adalah yang mampu :
Membangun, mengelola, dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan pemerintah atau yang terkait mengenai berbagai masalah yang
memiliki pengaruh besar dalam hubungan industrial.
Membuktikan bahwa prosedur, aturan, atau kebijakan yang perusahaan buat telah sesuai dengan sistem manajemen tersebut. Dengan kata lain sistem ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengaudit prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan.
Salah satu alternatif sistem manajemen tentang hubungan ketenagakerjaan tersebut adalah SA 8000, yang mulai banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Membuktikan bahwa prosedur, aturan, atau kebijakan yang perusahaan buat telah sesuai dengan sistem manajemen tersebut. Dengan kata lain sistem ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengaudit prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan.
Salah satu alternatif sistem manajemen tentang hubungan ketenagakerjaan tersebut adalah SA 8000, yang mulai banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Salah
satu hak hak pekerja/buruh yang secara normatif diatur dalam Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak pekerja/buruh untuk
memperoleh upah dan uang pesangon. Tetapi dalam kenyataannya hak pekerja/buruh
atas upah dan pesangon tersebut tidak bisa lagi diakomodir dan bahkan dilupakan
oleh Pihak yang seharusnya wajib menyelesaikannya, yaitu Kurator yang ditunjuk
oleh Pengadilan Niaga untuk menyelesaikan semua permasalahan yang berhubungan
dengan Perusahaan yang terkena pailit tersebut. Terkait dengan penyelesaian
pembayaran upah dan uang pesangon menurut undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Undang-Undang Kepailitan No.
37 Tahun 2004. Pada dasarnya pe-manage-an perusahaan dalam mengatur keuangan
serta mempunyai perencanaan yang baik dan menjalankan pula kewajiban memberikan
hak-hak kepada pekerjanya mampu menstabilkan perusahaan dan menjadikan
perusahaan berjalan dengan baik. Dimana semua berjalan dengan seimbang dan
berpengaruh positif terhadap jalannya perusahaaan saat ini dan kedepannnya.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya semua perusahan sudah mempunyai pe-manage-an keuangan dan
perencanaannya dengan baik untuk kelancaran perusahaan yang sedang berjalan.
Dan perusahaan harus mempunyai cara-cara yang mampu menjalankan pe-menage-an
itu dengan baik dan benar. Perencanaan keuanganpun harus dijalankan dengan
benar agar mampu menstabilkan keuangan perusahaan agar tetap dijalur yang aman
dan jauh dari pailit. Sehingga diharapkan perusahaan tetap aman, namun jangan
dilupakan juga dibalik perusahaan yang stabil dan berjalan dengan baik,
terdapat pekerja-pekerja/karyawan yang baik dan bertanggung jawab. Untuk itu
jika sebuah perusahaan ingin tetap berjalan dengan baik harus seimbang antara
pe-managemen-an keuangannya dan memperhatikan pula hak-hak para
pekerja/karyawannya. Sehingga para pekerjapun akan merasa dihargai dan mampu
menjalankan pekerjaannya dengan baik dan bertanggung jawab. Dan perusahaanpun tidak
akan rugi dan berjalan dengan baik dan seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
INTERNET :
http://pringganugraha.wordpress.com/manajemen-keuangan-perusahaan/

